29 June 2014

Dari Stereotypical ke Manusia Indah

Hey.
Masih ingat waktu pertama kita bersapa?
Waktu itu, aku gentar.
Gentar melihat kalian yang petah bicaranya
Sedangkan aku?
Tapi aku nampak jiwa aku.
Jadi perlu aku diam atau teruskan?

Masih ingat waktu pertama kita bersapa?
Walaupun tak saling kenal,
Aku dapat rasa sesuatu yang lain.
Senang saja kita bergelak tawa bertukar cerita dan pendapat.
Sehingga hari ini,
Kalian masih temani hari hari aku.
Kita berkongsi cerita.

Masih ingat waktu itu?
Kita bercerita tentang siapa kita.
Tak hirau latar belakang masing masing
Terima segala cacat cela.
Tak peduli siapa kita dibalik nama.

Sungguh pada mulanya aku keliru.
Keliru siapa kalian yang sebenar.
Wajah saja aku tidak tahu.
Apa lagi nama sebenar.
Kalian punya cerita hebat.
Hebat disimpan rapi.
Tak gentar walau beribu memijak henyak.
Tak tersungkur malah terus bangkit.
Bangkit berhadapan manusia bangsat dan dunia kejam dengan segala kritikan.

Jujur.
Jujur dari hati.
Saat kalian membuka cerita tentang siapa kalian dibalik nama itu.
Aku tersenyum.
Tersenyum kerna kalian mempercayai aku.
Tersenyum kerna kalian menerima aku.
Tersenyum kerna hati aku semakin sayang.

Kalian punya penuh macam ragam.
Terima kasih tuhan kau hadirkan mereka dalam hidup aku.
Mereka yang faham aku.
Yang terima buruknya aku.
Yang menasihati waktu aku dirasuk gila mencaci manusia.
Yang sama sama pimpin aku tika aku jatuh.
Yang hiasi senyum dibalik hati yang celaru.

Kalian.
Jiwa aku.
Moga kita terus kekal menjadi manusia manusia indah.
Persetankan mereka.
Kita punya dunia kita.
Kita indah pada sesama kita.

Kalian.
Ibu.
Ayah.
Abang.
Kakak.
Adik.
Sahabat.
Cikgu.
Pakwe.
Makwe.

Terima kasih bawa aku yang stereotypical menjadi manusia indah.

Manusia

Manusia,
Puas menjaja cerita?
Manusia,
Puas menghina?
Manusia,
Apa kau puas dengan semua ini?
Apa kau senang dengan semua ini?
Kau senyum puas bila dia jatuh tersungkur.
Jatuh pada sedalam dalam tempat
Segelap gelap tempat.
Kenapa tak kau capai tangannya?
Aturkan langkahnya bersama kau.
Kenapa?
Dia punya khilaf.
Ya.
Apa dia saja yang punya khilaf?
Apa kau suci sesuci sucinya dari segala dosa?
Manusia,
Apa berdosa jika bantu dia keluar daripada tempat yang paling dalam dan gelap itu?
Apa berdosa semua itu bagi kau?
Berhentilah mengeji.
Berhentilah mencaci.
Berhentilah menghina.
Berhentilah memaki.
Apa kau dapat?
Apa?
Kita semua ada Allah.
Dia satu satunya yang bakal mengadili kita.
Jadi apa kau masih lagi mahu mengadili dia tanpa memapahnya terlebih dahulu?
Apa kau rasa kau lagi berkuasa dari Dia?
Astaghfirullahaladzim.

Adios, 2023!

 Assalamualaikum, hai! How's 2023? Orait ke tak orait? Kalau untuk aku.. ya alhamdulillah. Better dari tahun tahun yang sebelumnya. Nak ...