Hey.
Masih ingat waktu pertama kita bersapa?
Waktu itu, aku gentar.
Gentar melihat kalian yang petah bicaranya
Sedangkan aku?
Tapi aku nampak jiwa aku.
Jadi perlu aku diam atau teruskan?
Masih ingat waktu pertama kita bersapa?
Walaupun tak saling kenal,
Aku dapat rasa sesuatu yang lain.
Senang saja kita bergelak tawa bertukar cerita dan pendapat.
Sehingga hari ini,
Kalian masih temani hari hari aku.
Kita berkongsi cerita.
Masih ingat waktu itu?
Kita bercerita tentang siapa kita.
Tak hirau latar belakang masing masing
Terima segala cacat cela.
Tak peduli siapa kita dibalik nama.
Sungguh pada mulanya aku keliru.
Keliru siapa kalian yang sebenar.
Wajah saja aku tidak tahu.
Apa lagi nama sebenar.
Kalian punya cerita hebat.
Hebat disimpan rapi.
Tak gentar walau beribu memijak henyak.
Tak tersungkur malah terus bangkit.
Bangkit berhadapan manusia bangsat dan dunia kejam dengan segala kritikan.
Jujur.
Jujur dari hati.
Saat kalian membuka cerita tentang siapa kalian dibalik nama itu.
Aku tersenyum.
Tersenyum kerna kalian mempercayai aku.
Tersenyum kerna kalian menerima aku.
Tersenyum kerna hati aku semakin sayang.
Kalian punya penuh macam ragam.
Terima kasih tuhan kau hadirkan mereka dalam hidup aku.
Mereka yang faham aku.
Yang terima buruknya aku.
Yang menasihati waktu aku dirasuk gila mencaci manusia.
Yang sama sama pimpin aku tika aku jatuh.
Yang hiasi senyum dibalik hati yang celaru.
Kalian.
Jiwa aku.
Moga kita terus kekal menjadi manusia manusia indah.
Persetankan mereka.
Kita punya dunia kita.
Kita indah pada sesama kita.
Kalian.
Ibu.
Ayah.
Abang.
Kakak.
Adik.
Sahabat.
Cikgu.
Pakwe.
Makwe.
Terima kasih bawa aku yang stereotypical menjadi manusia indah.